Selasa, 12 Juni 2012

DRP (Disaster Recovery Planning)



When disasters strike unprepared companies the consequences range from prolonged system downtime and the resulting revenue loss to the companies going out of business completely, yet many IT shops are not prepared to deal with such scenarios.



http://www.devx.com/security/Article/16390


     Kunci untuk bertahan hidup peristiwa semacam ini adalah kelangsungan bisnis strategi, serangkaian kebijakan dan prosedur untuk bereaksi terhadap bencana yang datang tiba-tiba dan tidak terprediksi, dan komponen utama dari strategi kelangsungan bisnis adalah pemulihan bencana perencanaan (DRP). Menurut DevX dan Cole Emerson, Presiden Cole Emerson & Associates, Inc, sebuah perusahaan konsultan bisnis kontinuitas, dan ketua dewan DRI Internasional, administrator dari program sertifikasi global untuk kelangsungan bisnis / bencana perencana pemulihanperlu dilakukan tahap-tahap yang dapat membantu dalam mengatasi masalah ini.
Step 1 : Analysiz Risk

         Langkah pertama dalam menyusun rencana pemulihan bencana sedang melakukan analisis risiko yang menyeluruh dari sistem komputer. Daftar semua kemungkinan resiko yang mengancam uptime sistem dan mengevaluasi bagaimana menemukan solusi akibat permasalahan semacam ini. Apa pun yang dapat menyebabkan pemadaman sistem adalah ancaman, dari ancaman buatan manusia relatif umum seperti serangan virus dan kebetulan penghapusan data yang lebih ancaman alam yang langka seperti banjir dan kebakaran. Menentukan ancaman adalah yang paling mungkin terjadi dan memprioritaskan mereka menggunakan sistem sederhana: Peringkat setiap ancaman dalam dua kategori penting, probabilitas dan dampak. Dan jika dalam setiap kategori, tingkat risiko ada yang  rendah, sedang, atau tinggi.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan Internet kecil (kurang dari 50 karyawan) yang terletak di California bisa menilai ancaman gempa sebagai probabilitas menengah dan dampak tinggi, sementara ancaman kegagalan utilitas akibat pemadaman listrik dapat menilai probabilitas tinggi dan dampak tinggi. Jadi dalam analisis risiko perusahaan ini, pemadaman listrik akan menjadi resiko lebih tinggi dari gempa bumi dan karena itu akan menjadi prioritas lebih tinggi dalam rencana pemulihan bencana.

Step 2 : Establish the Budget

Setelah mengetahui kemungkinan resiko yang muncul nantinya. Timbul pertanyaanapa yang bisa lakukan untuk menekan mereka, dan berapa banyak biayanya yang diperlukan?, bagaimana mendeteksi ancaman sebelum tersebar? Bagaimana cara mengurangi potensi itu terjadi? Bagaimana cara meminimalkan dampaknya terhadap bisnis? Sebagai contoh, perusahaan kecil Internet California bisa menggunakan catu daya darurat untuk mengurangi ancaman pemadaman listrik dan memiliki semua datanya didukung setiap hari di kaset RAID, yang disimpan pada remote site dalam kasus gempa bumi. Langkah-langkah pencegahan lebih baik dilakukan sebelum resiko yang ditakutkan itu telah terjadi. Emerson mengatakan, "dolar yang dihabiskan dalam pencegahan bernilai lebih dari dolar yang dihabiskan dalam pemulihan.".

Step 3 : Develop the Plan

Umpan balik dari unit bisnis akan mulai membentuk prosedur DRP. Jika, misalnya, mereka menentukan bahwa perusahaan harus up dalam waktu 48 jam dari insiden tinggal yang layak, maka dapat menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana pemulihan dan memiliki bisnis kembali di waktu yang tepat. Emerson menunjukkan bahwa jika memiliki sistem pemulihan diuji, dikonfigurasi, dan diuji ulang 24 jam sebelum peluncuran sistem tersebut. Dia mengatakan set up mengambil mana saja dari 40 jam untuk hari untuk menyelesaikan.

Selasa, 29 Mei 2012

COLLABORATIVE TOOLS / VIRTUAL TEAM



( TOOLS COPPERPROJECT )




Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas kinerja bagi para pekerja yang terlibat untuk mencapai suatu tujuan adalah dengan mencoba dan menggunakan suatu metode yang baru.  Seperti adanya collaboration tools/virtual team



Diharapkan agar tools semacam ini memungkinkan mereka dapat saling bekerja sama dalam menyampaikan informasi atau laporan dari hasil kerjanya.di sebuah perusahaan di negara maju sendiri sudah banyak yang mengaplikasikan metode semacam ini. Mereka memakai fasilitas semacam ini semata-mata telah mendapat persetujuan dari perusahaan. Hal ini dapat merubah pandangan yang sebelumnya, bahwa adanya jaringan dalam suatu perusahaan tidak menimbulkan kesalahan pemakaian seperti chating- chating yang tidak penting dan tidak sesuai dengan etika bekerja. Akan tetapi fasilitas ini sangat diperlukan untuk keperluan pekerjaan khususnya, walaupun berada dalam satu ruangan. Tapi mereka tahu bagaimana mereka menempatkan dirinya sendiri.

Salah satu bentuk penggunaan tools ini seperti jaringan. dengan jaringan, berbagai macam sarana informasi yang dapat digunakan. seperti, YM (yahoo. messanger) untuk melakukan hubungan komunikasi, seperti memberi tahu apakah laporan yang dikirim telah sampai atau belum atau apakah mesin fax atau yang lain yang mereka miliki dalam keadaan trouble. berikut tools yang digunakan untuk konsep seperti ini adalah Copperproject.

Selasa, 22 Mei 2012

MSDTI



 IMPLEMENTASI INSOURCING,OUTSOURCING DENGAN CO-SOURCING DALAM PERUSAHAAN


Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang ketat,organisasi di tuntut untuk melakukan peningkatan management organisasi atau perusahaan.  Hal ini membuat organisasi harus mampu mengelola organisasinya secara efektif dan efisien.

     
    Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi seperti perubahan pasar.  Dan jika dilihat dari sudut pandang perkembangan IT  yang cepat. Masuknya pesaing-pesaing baru, preferensi dan kebutuhan konsumen, pertumbuhan organisasi dan strategi yang diterapkan saat ini oleh perusahaan terkadang tidak berjalan dengan baik sehingga harus dikembangkan ide dan strategi baru salah satunya adalah sistem informasi. Proses bisnis saat ini tidak bisa dilepaskan dari peranan system informasi, bahkan SI sudah menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mendukung keunggulan kompetitif dan meningkatkan daya saing perusahaan.

Tekhnologi informasi saat ini berperan penting dalam strategi organisasi sehingga banyak organisasi yang menggantungkan kesuksesannya pada teknologi informasi yang dimiliki. Pengadaan SI merupakan tahap kritis pada siklus SI, karena memerlukan waktu lama , biaya tinggi dan sumberdaya yang besar. Kecepatan perkembangan teknologi informasi yang cepat membuat perusahaan harus beradaptasi mengikuti perubahan tersebut. Kemampuan perusahaan dalam mengembangkan system yang berbeda, untuk itu dalam pengembangannya system  terdapat 3 alternative metode yang dapat digunakan yaitu insourcing, outsourcing dan co-sourcing.

Insourcing    : Mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan diluar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan tersebut dan difasalitasi oleh perusahaannya. Insourcing juga merupakan suatu organisasi yang membangun fasilitas atau sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu.

Senin, 14 Mei 2012

IT WORKER


IT Worker atau pekerja IT adalah orang-orang yang memiliki kompetensi tinggi, dinamis, dan memiliki daya yang inggi untuk mempelajari isu-isu baru serta menciptakan peluang yang positif pada setiap situasi baru.  IT worker bekerja tidak berbasiskan skill teknis yang biasa dipergunakan untuk pekerjaan rutin dan berulang, tetapi learning skill dan learning capability yang mereka milki, memungkinkan mereka tetap inovatif dalam berbagai situasi yang berubah dengan cepat.

IT worker bekerja berdasarkan otak dan jiwa, bukan dengan tangan dan otot, mereka terdidik dan berpengalaman. Dalam pekerjaannya mereka akrab dengan tekhnologi informasi, karena sehari-hari mereka diisi dengan  mengakses, mengolah, menganalisis, menyimpan dan mentransfer data dan informasi. Mereka mampu mengaplikasikan informasi dan knowladge yang bersifat teori dan analitik. Mereka melihat pekerjaan sebagai  suatu sumber kepuasan dan sebagai tempat berkreasi dan berproduksi. Walaupun mereka mengaplikasikan sudah memiliki pendidikan tinggi, namun mereka tetap belajar secara fleksibel sepanjang hidup mereka, serta menyukai , terbuka dan mudah menyesuaikan diri dengan ide-ide baru. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan mereka memiliki beberapa karir sepanjang hidupnya. 

Jaman sekarang IT worker (pekerjaan IT) harus multi talenta, tidak hanya satu fungsi saja. Paling tidak harus bisa programming dan application development, networking, software engineering, helpdesk/tekhnical support sampai graphic design.  Grapich design sendiripun termasuk dalam kategori It Worker karena terkadang mereka harus bisa mendesign. Meski bukan bidangnya. Seperti mayoritas perusahaan suka “all in one”. Untuk itu, sebagian besar perusahaan juga menuntut seorang IT supportnya untuk mengerti tentang Data Center Administrator dan Analisis Data. Kemudian tingkat berikutnya adalah  sistem analys.

Setiap pekerjaan yang dijalani tentunya memiliki etika-etika dalam menjalankan pekerjaan yang dilakukan. Berikut penjelasan tentang etika dan  beberapa etika profesionalisme yang di terapkan sebagai It Worker.


Etika Profesionalisme sebagai IT Worker

Rabu, 18 April 2012

IT Policy Perusahaan

Essay!

Beri alasan mengapa penggunaan IT Policy sangat perlu diadakan. khususnya pada penggunaan email dan data perusahaan! Serta bagaimana agar IT policy dapat diberdayakan secara maksimal untuk menunjang, pekerjaan,komunikasi,administrasi adalah suatu kebijakan yang seharusnya terangkum dalam IT strategic Plainning tersebut.!!!


        IT Policy ditujukan untuk memastika perlindungan yang efektif dan pemakaian system computer yang benar.  IT Policy lebih mengatur bagaimana agar semua user (termasuk didalamnya superuser) menggunakan fasilitas TI yang telah tersedia. Dan tentunya aturan/panduan ini sangat bergantung pada kondisi terakhir infrastruktur dan teknologi yang dimiliki oleh institusi.salah satunya masalah Etika. jika sebelumnya telah dipelajari tentang IT Strategi plainning ternyata saling terkait, meskipun terdapat perbedaan yang signifikan di keduanya .
antara IT Policy dengan IT Strategic :
IT Policy lebih cenderung pada berbagai aturan terkait dengan perilaku user dalam menggunakan fasilitas TI di lingkungan kerja. sedangkan-->

Open Source Project Management:: TaskJuggler


TaskJuggler merupakan Open Source project management tool yang paling modern. TaskJuggler adalah pendekatan baru untuk project planning dan tracking lebih fleksibel dan superior untuk menggunakan Gantt chart editing tools secara umum. TaskJuggler telah sukses digunakan di banyak proyek dan skala secara mudah untuk proyek-proyek dengan ratusan sumber daya dan ribuan task.

Sabtu, 31 Maret 2012

IT STRATEGIC PLAINNING



            Dalam  membangun It Strategic Plainning UIN Sultan Syarif Kasim memiliki Visi Misi yang nantinya akan dikembangkan dalam strategi ini.
Visi
Menjadi perguruan tinggi terkemuka di Asia Tenggara dalam langkah-langkah operasional dibidang teknologi informasi.
Misi
  1.   Menetapkan rencana dan perioritas penggunaan tekhnologi informasi untuk tercapainya  visi 2013 UIN Sultan Syarif Kasim 
  2.        Membangun pengertian dan kesempatan untuk mendorong keterlibatan dari seluruh unit kerja dalam penerapan tekhnologi.
  3.     Menerjemahkan kebutuhan yang ditetapkan oleh pihak rektorat dan seluruh jajaran pimpinan terkait di UIN Sultan Syarif Kasim yang dilengkapi dengan rencana aksi  untuk mencapai target yang ditetapkan.